Senin, 12 April 2021

Modul 3.1.a.8.1 - Koneksi Antar Materi "PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN."



Ki Hajar Dewantara mengajarkan tiga  hal penting posisi guru sebagai pendidik, dari depan maka guru adalah seorang panutan yang akan diikuti oleh siswa, ditengah seorang guru harus dapat membangun untuk siswa mengkontruksi pemahamannya, dan dari belakang tugas guru adalah memberikan semangat dan dorongan untuk tumbuh kembang murid dalam mencapai kebahagiaannya. 

Hal ini memberikan garis merah yang jelas tentang bagaimana sebaiknya guru mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin pendidikan agar bisa menjadi panutan, sebab apapun yang dilakukan guru sedikit banyak akan menjadi contoh bagi murid. Seorang guru harus dapat mengambil keputusan yang membangun kekuatan murid dari dalam dalam kontek semangat belajar dan semangat meraih kebahagiaan siswa, jangan sampai keputusan yang diambil melemahkan semanagt tersebut. Dan seorang guru juga harus bisa mengambil keputusan yang mampu memberikan dorongan agar murid melakukan sesuatu yang terarah untuk mencapai kebhagiaan di masanya nanti.

Ketika nilai-nilai ini sudah ada pada diri kita sebagai guru maka kehadiran kita bagi murid akanlah sangat berarti, dan mungkin saja sangat diprlukan oleh siswa.  Nilai-nilai ini tentunya akan memberikan arah kepada kita bagaimana mengambil keputusan yang bertanggung jawab dan bisa memberikan suatu rasa keadilan bagi siswa. Kita tidak bisa menjudge siswa berdasarkan kekeliruan yang mereka buat tetapi dengan pemahaman ini justru kita bisa mengarahkan siswa pada hal-hal yang akan membawa mereka kepada keselamatan dan kebahagiaan saat ini dan dimsa yang akan datang.

Posisi guru juga berfungsi sebagai coach atau pembimbing diamana seorang pembimbing akan mengarahkan murid menemukan jati diri bimbingannya, menemukan apa potensi terbaik yang mereka milik, membantu murid menemukan jawaban atas kebingungannya dalam mengambil langkah-langkah yang harus diambil tentunya berdasarkan potensi yang ada pada murid itu sendiri. Guru memberikan berbagai pertimbangan apakah langkah yang akan diambilnya itu efektif atau tidak, bisa membahayakan dirinya atau tidak, atau justru masih ragu atas apa yang akan mereka putuskan. 

Pada kenyataanya banyak sekali kasus yang sebenarnya memerlukan pemikiran lebih mendalam dengan hati dan bukan hanya menggunakan logika saja, terkadang kita dihadapkan pada persoalan yang mengharuskan kita memilih diantara dua keputusan yang sama-sama benar tetapi harus memutuskan salah satunya, atau harus menemukan jalan lain yang tidak mengorbankan keduanya. Terkadang keputusan itu harus mengorbankan etika dan ego demi kemanusiaan. Keputusan seperti ini menuntut kerelaan dan pengorbanan.

Sebuah keputusan tepat sangat penting bagi kita agar tidak menjadikan penyesalan atau malah berdampak buruk pada orang lain. Memang dalam hal ini konsekwensi harus dibelajarkan pada murid akan tetapi ada sisi lain yang tidak kalah penting dari hanya sebuah hubungan sebab akibat. Keputusan-keputusan yang dipertimbangkan dari sisi kemanusiaan tentunya akan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif aman dan nyaman kepada semua pihak. Tanpa kita sadari keadilan sering menciptakan masalah baru bagi yang dikorbankan. Disinilah perlunya rasa dan sosial emosional kita digunakan, empati memberikan cermin bagi kita untuk merasakan perasaan orang lain. Hal ini sangat penting sebagai kontrol untuk pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.



Keadaan seperti ini sangat sering terjadi pada lingkungan tempat kita sehari-hari bergeliat. Dan tentunya ada masalah lain yang membuat kita terkadang merasa kesulitan dalam menerapkannya, terkadang kita akan terbentur dengan ego banyak orang yang mungkin menginginkan hal berbeda dari yang kita putuskan. Terutama bagi yang belum memahami lebih jauh tentang pentingnya mempertimbangkan berbagai sisi dalam setiap persoalan.  Banyak orang kadang terlalu memikirkan persaan sehingga melupakan etika moral atau malah aturannya.  Disinlilah kita perlu benar-benar menguji apakah nantinya keputusan yang kita ambil sudah tepat atau belum.

Setiap keputusan tentang murid sebaiknya diputuskan dengan selalu mengedepankan murid sebagai acuan pembenarannya,  terkadang kita sebagai guru mempunyai kepentingan lain misalnya kesan baik terhadap atasan, atau misalnya kepentingan nama baik lembaga. Tetapi jika keputusan itu ternyata mengorbankan kemerdekaan murid hal ini justru akan  bertentangan dari apa yang kita pelajari tentang konsep merdeka belajar. Sekolah bukanlah tempat untuk menciptakan kemasyuran, bukan tempat untuk berlomba-lomba, akan tetapi sekolah adalah tempat untuk menempa karakter dan kepribadian siswa dan menempa ilmu pengetahuan untuk bekal bagi anak-anak dalam mencapai masa depan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Setiap guru adalah seorang pemimpin pembelajaran yang disadari atau tidak akan menjadi panutan bagi murid dalam melangkah ke depan menuju kebahagiaan yang terjanjikan. Sedari itu setiap guru hendaknya mampu mengambil keputusan yang bijaksana dan berdampak baik pada murid kedepannya, setiap keputusan harus memikirkan dampak jangka pendek dan jangka panjang.

Hikmah yang dapat kita ambil dari pembelajaran yang kita lalui ini adalah bahwasannya setiap keputusan yang kita ambil tentunya memiliki sisi baik-buruknya, baik terhadap diri kita, atau lingkungan kita. Akan tetapi ada sisi lain yang paling penting dari setiap apa yang akan kita putuskan sebagai pemimpin pembelajaran adalah bagaimana keputusan itu mampu memberikan tauladan murid kita, membangun semangat murid kedepannya dan memberi dorongan bagi murid dalam rangka mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya“Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso ,Tut Wuri Handayani 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar